Teknik Pemodulasian PSK ,CDMA
1.
PSK (Phase Shift Keying)
Phase Shift Keying (PSK) atau pengiriman sinyal digital melalui pergeseran fasa. Metode ini merupakan suatu
bentuk modulasi fasa yang memungkinkan fungsi pemodulasi fasa gelombang
termodulasi di antara nilai nilai diskrit yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dalam proses modulasi ini fasa dari frekuensi gelombang pembawa berubah-ubah
sesuai dengan perubahan status sinyal informasi digital. Sudut fasa harus
mempunyai acuan kepada pemancar dan penerima guna memudahkan untuk memperoleh
stabilitas. Dalam keadaan seperti ini, fasa yang ada dapat dideteksi bila fasa
sebelumnyan telah diketahui. Hasil dari perbandingan ini dipakai sebagai
patokan.Pada sistem modulasi Phase Shift Keying (PSK), sinyal gelombang pembawa
sinusoidal dengan amplitudo dan frekuensi yang dapat digunakan untuk menyatakan
sinyal biner “1” dan “0”, tetapi untuk sinyal “0” fasa gelombang pembawa tersebut
digeser 180o
Pada Gambar 10 simbol pengali di sini merupakan Balanced Modulator,
disini berfungsi sebagai saklar pembalik fasa, tergantung pada pulsa input,
maka frekuensi pembawa akan diubah sesuai dengan kondisikondisi tersebut dalam
bentuk fasa output, baik sefasa maupun berbeda fasa 1800 dalam Oscillator
referensi. Balanced Modulator mempunyai dua input, yaitu sebuah input untuk
frekuensi pembawa yang dihasilkan oleh Osilator referensi dan yang satunya
input untuk data biner (sinyal digital) .
Sinyal PSK sinyal pembawa merupakan sinyal sinusoidal dengan frekuensi
dan amplitudo tetap, sinyal modulasi adalah informasi biner. Jika informasi
adalah low “0”, sinyal pembawa tetap dalam fasanya. Jika input adalah high “1”,
sinyal pembawa membalik fasa sebesar 180o. pasanagan gelombang sin yang hanya
berbeda fasanya pada pergesaran 180o disebut sinyal antipodal. Dari gambar di
atas, persamaan untuk sinyal PSK dapat dinyatakan sebagai
S(t)= ± A Cos ωct = ± A Cos (ωct+θt)
Differensial Phase Shift Differensial Phase Shift Differensial Phase
Shift Keying (DPSK), adalah sebuah bentuk umum modulasi fasa untuk mengirimkan
data dengan mengubah fasa dari gelombang pembawa. Dalam Phase Shift Keying,
ketika bernilai high “1” hanya berisi satu siklus tapi Differensial Phase Shift
Keying (DPSK) mengandung satu setengah siklus. Gambar di bawah ini menunjukkan
modulasi PSK dan DPSK dengan urutan pulsa
Sinyal DPSK dan PSK Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa ketika
bernilai high “1” diwakili oleh sebuah sinyal termodulasi seperti bentuk “M”
dan dalam keadaan low “0” dan diwakili oleh suatu gelombang yang muncul seperti
“W” dalam sinyal termodulasi.
Amplitudo dan frekuensi bernilai
konstan, namun fasa berubah menyesuaikan bit. Modulasi DPSK dilakukan dengan
menggunakan perangkat Phase Locked Loop (PLL).
PLL menggunakan referensi sinyal pembawa sinusoidal, lalu mendeteksi fasa
sinyal yang diterima, jika fasanya sama dengan referensi, maka dianggap bit
“0”, jika sebaliknya maka bit “1”.
aliran data yang akan di transmisikan d(t) dimasukkan ke salah satu
logika XNOR dua masukkan, dan gerbang input lainnya dipakai untuk keluaran
gerbang XNOR b(t) yang di delay dengan waktu delay Tb, yang dialokasikan untuk
satu bit delay. Pada input kedua gerbang XNOR ini adalah b(t-Tb). M-ary
Differensial Phase Shift Keying M-ary Differensial Phase Shift Keying (M-DPSK)
merupakan bentuk lain dari modulasi sudut, yang mana pengkodean M-ary banyaknya
lebih dari satu yang dimaksudkan untuk mempercepat atau memperbanyak data yang
akan ditransmisikan sehingga informasi akan lebih cepat diterima. Jadi dengan
4- DPSK akan diperoleh empat kemungkinana fasa output dari frekuensi pembawa,
karena ada empat kemungkinan output fasa, maka harus ada empat kondisi input
yang berbeda pula. Yang mana input dari sebuah modulator 4-DPSK merupakan
sinyal biner, sehingga untuk memperoleh empat buah bentuk output yang berbeda
akan membutuhakan lebih dari satu bit input. Dengan dua bit akan menghasilkan
empat kondisi yaitu : 00, 01, 10, 11. Dari empat kondisi tersebut,
masing-masing kondisi akan menghasilkan satu kemungkinan fasa output.
Prinsip Kerja Rangkaian 4-DPSK Data bit masukan serial dengan laju 2400
Bps dibagi dua dengan menggunakan rangkaian serial to parallel menjadi dua
aliran bit data yaitu aliran data bit ganjil kita sebut “I” dan aliran data bit
genap kita sebut “Q” yang dikeluarkan secara bersama-sama dengan kecepatan
masing-masing menjadi setengah dari 2400 Bps menjadi 1200 Bps, yang mana
nantinya keluaran “Q” dengan keluaran “I”. Tujuan dibuat rangkaian serial to
parallel ini yaitu untuk memberi sinyal masukan data yang akan dimodulalsi
sebanyak dua bit yaitu dengan pola sinyal keluarannya 00. 01, 10, 11. Sinyal
ini yang akan membentuk sinyal keluaran menjadi empat fasa.
Selanjutnya sinyal data d(t) dari serial to parallel ini diolah
menggunakan gerbang XNOR dua masukan, dan satu masukan lainya diambil dari
keluaran gerbang XNOR yang di delay dengan waktu Tb dialokasikan untuk 1 bit
delay, pada masukan kedua ini adalah b(t-Tb). Pada proses inilah pengkodean
DPSK terbentuk, sehingga pada penerima (Demodulator 4-DPSK) tidak memerlukan
sinyal pembawa recovery yang berfungsi untuk membangkitkan dan mengembalikan
lagi sinyal pembawa yang termodulasi menjadi sinyal pembawa tanpa termodulasi.
Jika saluran data d(t) yang lainya sibuk, secara lambat mengubah
perbandingan bit rite, kemudian fasa dari pulsa b(t) dan b(t-Tb) akan saling
mempengaruhi dengan cara yang sama, kemudian melindungi muatan informasi dalam
fasa berbeda. Setelah dikodekan, sinyal digital ±b(t) tersebut kemudian
dimodulasi menggunakan Balanced Modulator untuk mendapatkan sinyal keluaran
yang berbeda fasanya. Sinyal pembawa dari Balanced Modulator berasal dari
Oscillator yang mana keluaran Balanced Modulator “I” mempunyai fasa output (+
Sin ω t dan - Sin ωc t), demikian pula pada Balanced Modulator “Q” memiliki dua
kemungkinan fasa output yaitu (+ Cos ω t dan - Cos ωc t), kemudian keluaran
dari Balanced Modulator tersebut dijumlahkan untuk mendapatkan sinyal keluaran
empat fasa yang berbeda.
2. CDMA (Code division Multiple Access)
Dalam CDMA setiap pengguna menggunakan frekuensi yang sama dalam waktu
bersamaan tetapi menggunakan sandi unik yang saling ortogonal. Sandi-sandi ini
membedakan antara pengguna satu dengan pengguna yang lain. Pada jumlah pengguna
yang besar, dalam bidang frekuensi yang diberikan akan ada banyak sinyal dari
pengguna sehingga interferens akan meningkat. Kondisi ini akan menurunkan
unjuk-kerja sistem. Ini berarti, kapasitas dan kualitas sistem dibatasi oleh
daya interferens yang timbul pada lebar bidang frekuensi yang digunakan. CDMA
merupakan akses jamak yang menggunakan prinsip komunikasi spectrum tersebar.
Isyarat bidang dasar yang hendak dikirim disebar dengan menggunakan isyarat
dengan lebar bidang yang besar yang disebut sebagai isyarat penyebar (spreading
signal). Metode ini dapat dianalogikan dengan cara berkomunikasi dalam satu
ruangan yang besar. Setiap pasangan dapat berkomunikasi secara bersama-sama
tetapi dengan bahasa yang berbeda, sehingga pembicaraan pasangan satu bisa
dianggap seperti suara kipas bagi pengguna yang lain, karena tidak diketahui
maknanya. Pada saat banyak yang berkomunikasi maka ruangan menjadi bising.
Kondisi ini membuat ruangan menjadi tidak kondusif lagi untuk berkomunikasi.
Oleh karena itu, jumlah yang berkomunikasimharus dibatasi. Agar jumlah yang
berkomunikasi bisa maksimal maka kuat suara tiap pembicara tidak boleh terlalu
keras.
Sistem transmisi spektrum tersebar adalah sebuah teknik yang
mentransmisikan suatu isyarat dengan lebar bidang frekuensi tertentu menjadi
suatu isyarat yang memiliki lebar bidang frekuensi yang jauh lebih besar.
Aliran data asli dikalikan secara biner dengan sandi penyebar yang memilki
lebar bidang yang jauh lebih besar daripada isyarat asal. Bit-bit dalam sandi
penyebar dikenal dengan chip untuk membedakannya dengan bit-bit dalam aliran
data yang dikenal dengan simbol.
Setiap pengguna memiliki sandi penyebar yang berbeda dengan pengguna yang
lain. Sandi yang sama digunakan pada kedua sisi kanal radio, menyebarkan
isyarat asal menjadi isyarat bidang lebar, dan mengawasebarkan kembali isyarat
bidang lebar menjadi isyarat bidang sempit asal. Nisbah antara lebar bidang
transmisi dengan lebar bidang isyarat asal dikenal dengan processing gain.
Secara sederhana, processing gain menunjukkan berapa buah chip yang digunakan
untuk menyebarkan sebuah simbol data. Sandi-sandipenyebar bersifat unik, jika
seorang pengguna telah mengawasebarkan isyarat bidang lebar yang diterima,
isyarat yang dibawasebarkan hanyalah isyarat dari pengirim yang memiliki sandi
penyebar yang sama. Sebuah sandi penyebar memilki korelasi-silang yang rendah
dengan sandi penyebar yang lain. Jika sebuah sandi benar-benar ortogonal, maka
korelasi-silang antara sebuah sandi dengan sandi yang lainnya adalah nol. Hal
ini berarti beberapa isyarat bidang lebar dapat menggunakan frekuensi yang sama
tanpa adanya interferens satu sama lain. Energi isyarat bidang lebar disebarkan
sepanjang lebar bidang yang amat besar sehingga dapat dianggap sebagai derau
jika dibandingkan dengan isyarat aslinya atau dengan kata lain memiliki power
spectral density yang rendah. Ketika sebuah isyarat bidang lebar dikorelasikan
dengan sandi penyebar tertentu, hanya isyarat dengan sandi penyebar yang sama
yang akan diawasebarkan, sedangkan isyarat dari pengguna lain akan tetap
tersebar. Sistem spektrum tersebar memiliki beberapa kelebihan dibandingkan
sistem sistem lain yang telah ada sebelumnya,
1. Dapat bertahan pada
lingkungan dengan pudaran lintasan jamak yang tinggi karena isyarat CDMA bidang
lebar memiliki sandi penyebar dengan sifat korelasi-diri yang baik.
2. Dapat mengirimkan informasi
dengan daya yang kecil sehingga memungkinkan peralatan yang kecil sekaligus
juga dengan daya baterai yang lebih tahan lama.
3. Dapat mengurangi
interferens dengan baik karena pada saat terjadinya proses pengawasebaran
pengganggu akan mengalami proses sebaliknya sehingga dayanya akan lebih kecil
dibandingkan isyarat asli.
4. Dapat menghindari
penyadapan karena menggunakan sandi unik yang mirip derau dengan spectrum
frekuensi yang amat lebar.
5. Dapat melakukan kemampuan
panggilan terpilih (selective calling capability).
6. Dapat melakukan penjamakan
pembagian sandi sehingga dimungkinkan untuk akses jamak dengan kapasitas yang
lebih besar.
Definisi Sistem Spektrum Tersebar Secara definitif, sistem komunikasi
spektral tersebar merupakan suatu teknik modulasi dimana pengirim sinyal
menduduki lebar pita frekuensi yang jauh lebih besar dari pada spektrum minimal
yang dibutuhkan untuk menyalurkan suatu informasi. Konsep ini didasarkan pada
teori C.E Shannon untuk kapasitas saluran, yaitu : C = W log2 (1 + S/N) Dimana
: C = kapasitas kanal transmisi (bps) W = lebar pita frekuensi transmisi (Hz) N
= daya derau (Watt) S = daya sinyal (Watt) Dari teori diatas terlihat bahwa
untuk menyalurkan informasi yang lebih besar pada saluran ber-noise dapat
ditempuh dengan dua cara yaitu :
1) Dengan cara konvensional,
dimana W kecil dan S/N besar.
2) Cara penyebaran spektrum,
dimana W besar dan S/N kecil.
Pada sistem spektral tersebar sinyal informasi disebar pada pita
frekuensi yang jauh lebih lebar dari pada lebar pita informasinya. Penyebaran
ini dilakukan oleh suatu fungsi penebar yang bebas terhadap sinyal informasinya
berupa sinyal acak semu (psedorandom) yang memiliki karakteristik spektral
mirip derau (noise), disebut pseudorandom noise (PN code). Teknik Modulasi
Sistem Spektrum Tersebar CDMA (Code Division Multiple Access), menggunakan
teknologi spread spectrum untuk mengedarkan sinyal informasi yang melalui
bandwith yang lebar (1,25 MHz). Teknologi ini asalnya dibuat untuk kepentingan
militer, menggunakan kode digital yang unik, lebih baik daripada channel atau
frekuensi RF. Ada beberapa teknik modulasi yang dapat digunakan untuk
menghasilkan spektrum sinyal tersebar antara lain Direct Sequence Spread Spectrum
(DS-SS) dimana sinyal pembawa informasi dikalikan secara langsung dengan sinyal
penyebar yang berkecepatan tinggi, Frequency Hopping Spred Spectrum (FH-SS)
dimana frekuensi pembawa sinyal informasi berubah-ubah sesuai dengan deretan
kode yang diberikan dan akan konstan selama periode tertentu yang disebut T
(periode chip). Time Hopping Spread Spectrum (THSS) dimana sinyal pembawa
informasi tidak dikirimkan secara kontinu tetapi dikirimkan dalam bentuk short
burst yang lamanya burst tergantung dari sinyal pengkodeannya, dan hybrid
modulation yang merupakan gabungan dari dua atau lebih teknik modulasi di atas
yang bertujuan untuk menggabungkan keunggulan masing-masing teknik. Teknik
modulasi yang paling banyak dipakai saat ini, termasuk pada system CDMA2000 1x,
adalah Direct Sequence Spread Spectrrum (DS-SS) karena realisasinya lebih
sederhana dibandingkan teknik modulasi lainnya. Pada DS-SS, sinyal pembawa
didemodulasi secara langsung oleh data terkode yang merupakan deretan data yang
telah dikodekan dengan deretan kode berkecepatan tinggi yang dibangkitkan oleh
suatu Pseudo Random Generator (PRG) dan memiliki karakteristik random semu
karena dapat diprediksi dan bersifat periodik. Sinyal yang telah tersebar ini
kemudian dimodulasi dengan menggunakan teknik modulasi BPSK, QPSK, atau MSK.
Pada sistem CDMA2000 1x digunakan teknik modulasi QPSK.
Sedangkan pada sisi penerima, DS-SS terdiri dai tiga bagian utama yaitu
demodulator, despreader dan blok sinkronisasi deret kode
Ketika sinkronisasi deret kode telah tercapai antara pengirim dan
penerima (akuisisi dan code trackling loop telah berjalan sempurna), maka
dilakukan proses despreading sinyal DS-SS. Dan dengan asumsi bahwa beda fasa
pada frekuensi pembawa lokal antara pengiri dan penerima dapat dihilangkan
dengan carrier recovery maka sinyal informasi yang sebenarnya akan dapat
diperoleh kembali.
Keuntungan CDMA
Teknologi CDMA sendiri memiliki berbagai keuntungan jika diaplikasikan
dalam sistem seluler. Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain :
· hanya membutuhkan satu
frekuensi yang dibutuhkan untuk beberapa sektor/cell
· tidak membutuhkan
equalizer untuk mengatasi gangguan spektrum sinyal
· dapat bergabung dengan
metode akses lainnya, tidak membutuhkan penghitung waktu (guard time) untuk
melihat rentang waktu dan penjaga pita (guard band) untuk menjaga intervensi
antarkanal
· tidak membutuhkan alokasi
dan pengelolaan frekuensi
· memiliki kapasitas yang
halus untuk membatasi para pengguna akses
· memiliki proteksi dari
proses penyadapan
Dalam bangunan, sehingga menghilangkan kebutuhan untuk memasang sebuah
antena GPS di luar bangunan.Yang juga sering dikacaukan dengan CDMA adalah W-CDMA.
Teknik CDMA digunakan sebagai prinsip dari antarmuka udara W-CDMA, dan
antarmuka udara W-CDMA digunakan di dalam Standar 3G global UMTS dan standar 3G
Jepang FOMA, oleh NTT DoCoMo and Vodafone; namun bagaimanapun, keluarga standar
CDMA (termasuk cdmaOne dan CDMA2000) tidaklah compatible dengan keluarga
standar W-CDMA.
Aplikasi penting lain daripada CDMA, mendahului dan seluruhnya berbeda
dengan seluler CDMA, adalah Global Positioning System, GPS.
Casino at Hwy 40 (Hanover, PA) - Mapyro
BalasPadamFind your nearest Casino 경상북도 출장샵 at Hwy 김포 출장마사지 40 in 영천 출장마사지 Hanover, PA. Complete casino information including 성남 출장샵 address, telephone number, 문경 출장마사지 map and address.